Info Terbaru
Saturday, 25 Oct 2025
  • Vlog Ramadhan Pengasuh Tersedia Pada Kanal Youtube Santri Kita

Masa Ta’aruf: Pengenalan Dunia Pesantren kepada Santri Baru

Ta’aruf berasal dari bahasa Arab (ta’arafa yata’arafu) yang berarti saling mengenal. Oleh karena itu, Masa Ta’aruf Santri Baru merupakan periode pengenalan dan perkenalan bagi santri baru sebagai bekal untuk beradaptasi dan berproses selama menempuh pendidikan di pesantren. Pesantren Modern Al-Amanah menerapkan sistem pendidikan 24 jam, di mana proses pembinaan ilmu dan pembentukan akhlak diberikan melalui pendidikan formal di sekolah dan pendidikan nonformal di lingkungan pesantren. 

Dalam rangka memulai kehidupan di Pesantren Modern Al-Amanah, santri diberikan kesempatan selama 40 hari untuk mengenal dan menghayati proses pendidikan di pesantren. Masa ini tidaklah mudah bagi para santri, karena mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru, mengenal teman dan guru yang belum pernah mereka temui, serta menyesuaikan diri dengan rutinitas sehari-hari yang berbeda dari kebiasaan mereka di rumah.

Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) adalah kegiatan yang diadakan pada awal tahun ajaran baru sebagai ajang pengenalan lingkungan madrasah bagi santri baru. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dunia akademik di sekolah dan kehidupan di pesantren kepada para santri. Selain itu, kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini diharapkan mampu membentuk budaya berbahasa, disiplin, kepedulian, dan kesantunan di kalangan santri.

Kegiatan MATSAMA terbagi menjadi beberapa hari, di mana setiap harinya terdapat dua sesi. Sesi pertama mencakup pemberian materi yang berhubungan dengan dunia madrasah. Mulai dari materi mengenai akhlak dan ubudiyah agar santri memahami pentingnya pengamalan dalam kehidupan sehari-hari, sosialisasi ekstrakurikuler untuk membantu santri menentukan minat dan bakatnya ke depan, materi character building untuk membentuk karakter santri, serta kegiatan “language fun” yang bertujuan mengenalkan pembelajaran bahasa secara menyenangkan. Selain itu, ada bakti sosial yang bertujuan menumbuhkan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan, serta fun games untuk menyegarkan pikiran santri.

Sesi kedua lebih menitikberatkan pada pembelajaran nonformal di luar kelas, seperti pelatihan mencuci pakaian dan merapikan lemari, pengenalan struktur kepengurusan Dewan Santri Al-Amanah (DENTRI), pembacaan tata tertib dan penegakan kedisiplinan, serta seminar kesehatan yang memperkenalkan Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN), jadwal layanan POSKESTREN, dan tips menjaga kesehatan di tengah aktivitas yang padat.

Welcoming Night merupakan kegiatan yang diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur dalam menyambut kedatangan santri baru. Pada kegiatan ini, diperkenalkan kegiatan harian, mingguan, dan bulanan, serta pengenalan dewan kepengurusan asatiz/asatizah yang mengelola kepengasuhan. Momen ini bertujuan melatih santri agar memiliki afirmasi positif dalam belajar, mengembangkan potensi diri selama di pesantren, serta melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan ikhlas dan sepenuh hati.

Malam Inaugurasi adalah malam apresiasi atas perjalanan santri setelah menjalani proses pendidikan selama 40 hari di pesantren. Kegiatan ini dilaksanakan tepat pada malam ke-40. Menurut Bapak Pengasuh, Malam Inaugurasi memiliki dua makna penting. Pertama, sebagai penghargaan kepada para orang tua yang dengan penuh keberanian telah mempercayakan anak-anak mereka untuk belajar di pesantren, meskipun melalui proses yang tidak mudah. Kedua, sebagai penghargaan kepada para santri yang datang bukan hanya untuk menuntut ilmu, tetapi juga demi berbakti kepada orang tua. Ada santri yang pada awalnya mungkin tidak bersemangat tinggal di pesantren, namun karena bakti kepada orang tua, mereka tetap bertahan hingga malam ini.

Tema Malam Inaugurasi tahun ini mengusung salah satu qaul Imam Syafi’i, “wa dzaatu al fataa wallahi bil ‘ilmi wattuqo” yang berarti “Eksistensi seorang pemuda adalah dengan ilmu dan ketakwaan.” Ungkapan ini memberikan nasihat penting kepada para pemuda bahwa ilmu harus diiringi dengan ketakwaan kepada Allah SWT. Karena dengan ketakwaan, Allah akan memberikan pemahaman dan ilmu. 

Sebagaimana disampaikan oleh Bapak Kiai, santri sebagai penimba ilmu harus memaknai perannya dengan baik. Status sebagai santri mungkin terdengar biasa, tetapi sebenarnya santri adalah konsep yang jika dihayati dan dipahami akan menjadi pintu bagi siapa saja untuk meraih impian. Salah satu karakter santri adalah pembelajar, menjunjung tinggi akhlak karimah, dan rendah hati. Sifat-sifat ini memenuhi syarat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Niat tholabul ilmi, selain sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Allah dan Rasulullah, juga merupakan implementasi dari makna birrul walidain (berbakti kepada orang tua).

Melalui serangkaian kegiatan selama masa pengenalan lingkungan, baik di pesantren maupun sekolah, diharapkan para santri baru mampu memahami lingkungan barunya dengan baik, serta menyiapkan diri menjadi pribadi yang berilmu dan berakhlak dengan menghidupkan nilai-nilai yang tertuang dalam 7 Kewajiban Santri dan Panca Jiwa Santri.