Info Terbaru
Monday, 16 Jun 2025
  • Vlog Ramadhan Pengasuh Tersedia Pada Kanal Youtube Santri Kita

Ustaz Sobirin, Penakluk Matematika, “Dari Benci Menjadi Cinta”

Monday, 2 June 2025 Oleh : Tim Admin

Juliyat Hadi Sobirin, sosok yang akrab disapa dengan Ustaz Sobirin ini lahir di Sidoarjo, tepatnya di Sukodono, pada 8 Juli 1990. Ia lahir dari keluarga yang sederhana, dari pasangan Bapak Majiyo yang hanya lulusan SMP dan Ibu Khomsiyah yang lulusan SD. Ia merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Saat ini Ustaz Sobirin masih tetap tinggal bersama istri tercintanya di Sukodono. 

Menjadi guru adalah profesi yang secara mantap dipilihnya, apalagi hal ini mendapat  dukungan yang kuat  dari kedua orang tuanya. Orang tuanya berharap anaknya bisa menjadi orang yang bermanfaat  bagi orang lain. Hal ini juga menjadikannya untuk terus mendalami serta menikmati dengan penuh kesungguhan profesinya agar dapat menjadi guru yang profesional. Salah satu upaya yang ditempuhnya adalah dengan melanjutkan pendidikan S2 di jurusan Magister Pendidikan Matematika. 

Ustaz Sobirin memilih menjadi guru matematika karena  pelajaran ini dianggap sebagai pelajaran yang sangat menantang. “Karena matematika adalah pelajaran yang menjadi pelajaran tersulit bagi saya dari pada pelajaran yang lain. Jadi, saya menjadi tertantang untuk menaklukkannya,” jelasnya. Sesuai kata pepatah yang mengatakan bahwa dari benci menjadi cinta. Hal inilah yang mengantarkannya untuk terus menggeluti bidang hitung-hitungan.

Perjalanan kariernya dimulai saat ia mengajar di sekolah MI di dekat rumahnya kemudian ia mencoba melamar ke SMP Bilingual Terpadu pada tahun 2014 dengan niat untuk terus belajar. Apalagi SMP Bilingual Terpadu merupakan sekolah yang ada di dalam pesantren, tentu ini menambah semangat Ustaz Sobirin untuk bisa mengajar sekaligus menimbah ilmu bersama santri di pesantren. Bagi Ustaz Sobirin, mengabdi di Pesantren Modern Al-Amanah menjadi pencapaian yang paling membanggakan. Ia sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari perkembangan Pesantren Modern Al-Amanah selama kurun waktu 9 tahun ini. 

Semangatnya untuk terus belajar menjadi kekuatan yang terus ia tanamkan. Karena dengan ini, ia terus bisa  menjalani segala amanah yang diberikan dengan penuh kesungguhan. Seperti wejangan Bapak Pengasuh yang selalu teringat, ‘Saiki, neng kene, ngene aku gelem’. Spirit ini yang semakin menguatkannya untuk menerima segala hal sebagai sumber pembelajarannya.

Segala hal tentu tidak selalu berjalan mulus sesuai yang dibayangkan. Ustaz Sobirin juga pernah mengalami pasang surut semangat yang harus terus ia lawan. Salah satu tantangan terbesarnya selama ini  adalah melawan rasa malas dalam dirinya sendiri termasuk kebiasaan menunda pekerjaan yang dianggap sebagai hambatan yang dapat membuatnya tidak mampu mencapai potensi penuh. Bagi Ustaz Sobirin dengan menunda pekerjaan, maka berarti menambah beban pikiran yang justru akan membuat diri sendiri stress.

Oleh karena itu,  meskipun saat ini ia menjabat sebagai Waka Bidang Kurikulum SMP Bilingual Terpadu yang tentu memiliki kesibukan tinggi, sebisa mungkin ia memanajemen waktu dengan baik agar urusan pekerjaan, kehidupan pribadi/keluarga, dan kegiatan lain dapat seimbang karena hal ini sangat berpengaruh bagi kesejahteraan dan kebahagiaannya. 

Dari cerita singkat tentang profi Ustaz Sobirin ini semoga kita dapat mengambil hikmah bagaimana mengatasi segala tantangan untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita dengan semangat, kerja keras, dan kesungguhan. SMR.