Kami, memang menjadi penikmat “kemerdekaan” negeri tercinta ini. Beberapa tahun silam, sejarah mencatat betapa pejuang bangsa di negeri khatulistiwa ini bercucuran keringat, darah, dan air mata demi kebahagiaan kami, generasi penerus bangsa.
Kami, memang menjadi penikmat kemerdekaan negeri yang elok ini. Betapa Tuhan begitu Maha Baik melimpahkan segala karunia serta anugerah kepada kami.
Pagi tadi, kami berkumpul di lapangan “Arafah” pesantren, untuk melaksanakan upacara detik-detik proklamasi. Upacara kali ini di desain sedemikian rupa, sehingga membuat semangat nasionalisme hadir dan kami bisa merasakan rasa itu ada. Dan, dua hari yang lalu Bapak Pengasuh kami genap berusia 59 tahun. Kami memberikan kejutan kecil untuk guru kami. Beliau didampingi istri tercinta, melepaskan sepasang burung dara sebagai simbol kemerdekaan dan kebahagiaan kami semua.
Sebagai Pamungkas, seluruh peserta upacara mempersembahkan “GARUDA CLAP”. Haru dan bahagia, kami semua bangga menjadi bagian dari rakyat Indonesia. Maka, momen tersebut sangatlah penting bagi kami para santri untuk senantiasa memastikan bahwa kami adalah penerus ESTAFET PERJUANGAN para pahlawan.
Musuh kami saat ini memang bukanlah meriam, senapan, dan penjajah. Namun, musuh kami adalah arogansi, rasa malas, cepat puas, intoleransi, dan lain sebagainya. Kemampuan melawan nafsu tersebut juga membutuhkan perjuangan yang keras.
Mari bergandengan tangan, memperkuat satu sama lain untuk INDONESIA yang bermartabat.
Milad Mubarak Negeriku
Milad Mubarak Kyaiku
Written by: Miss Laili Abidah S.Pd