Oleh Fahrizal Ischaq Addimasqi
Bertemu Ustadz Mujahid, Orang Malaysia Alumni Syria yang tinggal di Istanbul. Beliau sebagai Manager Restoran Malaysia Nur Muhammad Cabang Istimewa Turki. Menarik lama tak jumpa, Ayashopia mempertemukan kita. Ya Salam..
Yang menarik dari restoran ini, selain tersebar di seluruh dunia, tidak ada pegawainya yang dibayar, semuanya mengabdi, tidak ada satupun dari mereka yang bertanya tentang uang, meski di tengah metropolitanisme Istanbul yang sangat keras. Pendidikan dalam perusahaan ini seperti kaderisasi partai politik atau aliran ormas tertentu yang militan, hanya saja ekspansi mereka di dunia bisnis. Mestinya kita sudah berfikir ke sana. Ya Rabb..
Seperti biasa saya menjenguk para alumni yang saat ini belajar di Turki, tentu agenda utamanya adalah makan bareng di tempat favorit mereka, awalnya saya tawarkan di restauran Arab, ternyata mereka meminta di Restauran Malaysia, dan sayapun setuju. Tidak semua datang, karena beberapa daei mereka tinggal jauh dari Istanbul. Selain updating kabar pondok, kita juga ngobrol tentang peluang beasiswa di Turki untuk para santri, tentu inj menjadi harapan kita bersama.
Di belakang saya ini, adalah Restauran yang juga di dalamnya, hotel, kantor travel dan SPA. gedung 8 lantai ini sudah menjadi hak milik mereka. Saya termenung, ketika mendengar bahwa semua makanan yang di jual diproduksi dengan mandiri, dari hulu ke hilir oleh mereka. Jika ada menu ayam goreng, berarti mereka berternak ayam terlebih dahulu, sambalnya pun diolah dan diramu di rumah mereka sendiri. Sehingga pondasi bisnis ini menjadi sangat kuat. Saya jadi teringat nasihat Bapak Heppy Trenggono, untuk menjadi pengusaha sukses, harus punya power house produksi sendiri yang kuat dari hulu ke hilir, pantas kalau Perusahaan yang berdiri 1964 ini terus mengembangkan sayapnya di seluruh dunia. Semoga Indonesia segera punya Restoran Nusantara di seluruh Dunia. Amin.