Info Terbaru
Wednesday, 09 Jul 2025
  • Vlog Ramadhan Pengasuh Tersedia Pada Kanal Youtube Santri Kita

Jasa Hias Mahar dan Seserahan Menjadi Peluang Bisnis yang Menjanjikan bagi Ukhti Ria, Alumni Al-Amanah  

Dalam budaya Indonesia, pernikahan adalah momen sakral yang dipenuhi dengan berbagai tahapan penting. Salah satunya adalah prosesi lamaran, di mana calon mempelai pria memberikan sejumlah seserahan kepada pihak calon mempelai wanita sebagai tanda keseriusan. Seserahan ini biasanya berupa hadiah yang dikemas secara menarik dan cantik.

Fenomena ini membuka peluang usaha bagi penyedia jasa hias seserahan, sebuah profesi yang kini semakin diminati. Selain membantu pasangan yang sibuk mempersiapkan acara lamaran dan pernikahan, jasa ini juga menjadi sumber penghasilan tambahan yang menjanjikan. Menarik, bukan?

Kisah Inspiratif Ukhti Siti Azariyah, Alumni Pesantren Modern Al-Amanah

Mari kita simak kisah inspiratif Siti Azariyah, S.Pd., alumni Pesantren Modern Al-Amanah tahun 2006. Wanita kelahiran Sidoarjo, 11 Agustus 1990, yang akrab disapa Ukhti Ria ini kini berdomisili di Bebekan Selatan, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Meski disibukkan sebagai karyawan di bidang administrasi perkantoran, ia juga mengelola usaha jasa hias mahar, seserahan, produksi aksesori, serta menerima pesanan buket (boneka, uang kertas, snack, atau bunga). Akun Instagram-nya, @azhaarart, menjadi salah satu kanal untuk mempromosikan hasil karyanya.

Selama tiga tahun menimba ilmu di Pesantren Modern Al-Amanah, Ukhti Ria memiliki banyak kenangan manis, seperti bersenda gurau bersama teman di kamar, kegiatan muhadharah, antre mandi, tarawih dini hari saat Ramadan, hingga tampil di panggung seni. Selepas SMP, ia melanjutkan pendidikan ke SMA Wachid Hasyim, lalu kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya, jurusan Pendidikan Bahasa.

Pada semester tujuh, tahun 2012, Ukhti Ria menikah. Namun, perjalanan hidupnya tidak mudah. Setelah tiga tahun pernikahan, ia memutuskan berpisah dari suaminya pada Mei 2015, saat sedang mengandung anak kedua. Tanpa pendamping, ia menghadapi berbagai cobaan, termasuk kesulitan mencari pekerjaan untuk menghidupi kedua anaknya.

Bangkit dan Memulai Usaha

Tak ingin menyerah pada keadaan, pada September 2016, Ukhti Ria mendapat pekerjaan yang menjadi pijakan awal kebangkitannya. Ia juga memulai usaha jasa hias mahar dan seserahan dengan modal seadanya, mengandalkan keterampilan seni yang diasah sejak di pesantren. Awalnya, pesanan datang dari teman dan kerabat, hingga kini usahanya terus berkembang.

Meski menghadapi berbagai tantangan seperti pelanggan yang tidak melunasi pembayaran, kerusakan barang, hingga kehilangan properti seserahan, Ukhti Ria tak pernah menyerah. Pada Agustus 2023, ia bahkan mulai memproduksi aksesori dan membuka stand untuk menjual hasil karyanya, yang menambah pundi-pundi penghasilannya.

Motivasi dan Pesan untuk Para Santri

Di tengah kesibukan sebagai single mom, karyawan, dan pelaku usaha, Ukhti Ria selalu melibatkan Allah dalam setiap langkah hidupnya. Ia percaya bahwa doa, dukungan keluarga, dan orang-orang baik di sekitarnya adalah kekuatan besar yang membantunya melewati setiap ujian.

Pesan Romo Kyai yang selalu ia ingat adalah:

“Laa takhaf wa laa tahzan, innallaha ma’ana”

(Jangan takut dan jangan bersedih, karena Allah selalu bersama kita.)

Kepada para santri, Ukhti Ria berpesan: “Teruslah belajar, terutama ilmu agama, karena itu adalah bekal utama untuk akhirat. Jangan lupa beramal saleh agar mampu menghadapi segala tantangan hidup. Kurangi kesedihan, perbanyak rasa syukur, dan libatkan Allah dalam setiap keadaan.”

Semoga kisah ini menginspirasi kita semua untuk terus berjuang dan bersyukur dalam setiap fase kehidupan. Badai pasti berlalu, dan dengan usaha serta doa, jalan keluar akan selalu ada. EE.