Ahmad Zahuda, sosok yang lebih akrab dipanggil Gus Iza ini lahir di Sidoarjo, 8 Februari 1993. Beliau merupakan putra ketiga dari KH Nurcholis Misbah dan Ibu Nyai Hj. Rifa’atul Mahmudah, pendiri dan pengasuh Pesantren Modern Al-Amanah. Saat ini Gus Iza diberi amanah sebagai Kepala Kepengasuhan Putra Pesantren Modern Al-Amanah.
Perjalanan pendidikan Gus Iza bisa dikatakan cukup panjang dan menarik. Beliau mengawali pendidikannya di SDN Junwangi 2 dan pernah meraih juara ‘sempoa’ di masanya. Setelah lulus dari sekolah dasar, Gus Iza melanjutkan pendidikan di pondok pesantren, tepatnya di Pondok Modern Darussalam Gontor atau kerap dikenal dengan sebutan pondok Gontor. Sebelum masuk ke pondok Gontor, Gus Iza mengikuti tes seleksi terlebih dahulu. Hasil tes yang didapatkan, membuat beliau ditempatkan di Gontor 1. Beliau menimba ilmu agama di pesantren ini sekitar 6 tahun, dengan menempuh pendidikan di Gontor yang dikenal dengan Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (KMI). Beliau juga melakukan pengabdian di Pondok Gontor 2 selama satu tahun untuk mengajar. Selain mengabdi, beliau juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melanjutkan pendidikan tinggi selama satu tahun di Fakultas Ushuluddin Universitas Darussalam Gontor.
Selama nyantri di Gontor, Gus Iza dikenal sebagai pribadi aktif dan bertanggung jawab. Beliau pernah menjadi anggota Lintas Imajinasi Santri (LIMIT), menjabat sebagai Ketua 2 gedung, Ketua Panitia Muhadharah, dan Ketua Bagian Pengajaran. Pengalaman-pengalaman tersebut membentuk karakter kepemimpinan yang kini beliau bawa dalam peranannya di Pesantren Modern Al-Amanah. Sosok yang kini juga menjadi Wakil Kepala bidang Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Bilingual ini adalah sosok yang tidak pernah neko-neko selama mondok. Beliau selalu menaati peraturan yang dibuat di pesantren dan selalu berbuat baik. “Berbuat baik itu penting,” ujar Gus Iza.
Setelah menyelesaikan masa pengabdiannya, Gus Iza melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada 2017. Beliau kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana di UIN Sunan Ampel Surabaya dan berhasil meraih gelar Magister Pendidikan Bahasa Arab pada tahun 2021. Ketertarikan beliau pada Bahasa Arab bukan hanya karena kesesuaian dengan lingkungan pesantren, tetapi juga karena bahasa ini dinilai lebih mudah dipelajari.
Kegemaran beliau dalam bidang kesenian dan olahraga juga terbukti melalui berbagai pencapaian nyata. Beliau pernah membawa tim basketnya meraih Juara 3 cabang olahraga bola basket se-Jawa Timur. Selain basket, Gus Iza juga aktif dalam berbagai olahraga lain seperti futsal dan tenis meja. Kegemaran beliau terhadap olahraga membuat beliau memutuskan untuk bergabung dengan unit kegiatan mahasiswa olahraga di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim yakni UKM UNIOR. Tak hanya itu, Gus Iza berhasil membentuk klub basket Al-Amanah dan Kopastral (Komando Pasukan Terampil Al-Amanah) pada 2012 hingga berangkat ke LP3 Gontor. Selain aktif di berbagai kegiatan, Gus Iza juga dikenal sebagai sosok yang gemar membaca. Beliau memiliki ketertarikan mendalam terhadap berbagai jenis bacaan, mulai dari kitab-kitab akhlak, fiqih, hingga syariat, serta buku-buku pengetahuan umum seperti sejarah dan geografi. Kebiasaan membaca inilah yang turut membentuk pola pikir kritis dan wawasan luas yang beliau miliki dalam mengelola kepengasuhan.
Sebelum menjadi Kepala Kepengasuhan Putra dari tahun 2021 hingga saat ini, beliau lebih dulu menjabat sebagai pembimbing Dewan Santri Al-Amanah pada 2018-2019 dan Koordinator Bahasa di Pesantren Modern Al-Amanah pada 2019-2020. Setahun kemudian beliau diamanahi menjadi Wakil Kepala Kepengasuhan hingga tahun 2021. Selama menjadi Kepala Kepengasuhan, beliau berusaha membangun sistem dan manajemen yang baik dengan memberikan pelayanan serta fasilitas terbaik untuk para santri. Beliau juga berusaha menjembatani komunikasi dan memberikan solusi, termasuk melakukan mediasi dengan berbagai pihak saat terjadi persoalan di pesantren.
Berbagai gagasan beliau selama menjabat Kepala Kepengasuhan Putra di antaranya adalah membentuk grup Whatsapp wali santri dan wali marhalah untuk memudahkan komunikasi, program e-Pesantren, pengelolaan Al-Amanah Bakery, hingga turut andil dalam perencanaan pendirian STIA (Sekolah Tinggi Ilmu Agama) Al-Amanah yang rencananya diperuntukkan bagi para pengajar yang tengah mengabdi di Pesantren Modern Al-Amanah, sehingga dewan asatidz bisa memberikan pelayanan terbaik dan memiliki jiwa pendidik. Tak hanya itu, Gus Iza juga merupakan sosok di balik terbentuknya Mudabir Mabna dan Mudabir kelas IX. Semua langkah ini dilandasi semangat memberikan pelayanan prima kepada santri dan wali santri. Pendidikan akhlak, karakter, kedisiplinan, dan ubudiah yang berlandaskan Islam serta pemberian perizinan, fasilitas kesehatan, hingga sarana prasarana yang memadai diupayakan oleh Pesantren Modern Al-Amanah. Semua hal tersebut bisa dilihat dari media sosial yang dimiliki Kepengasuhan Putra, sebagai obat rindu para wali santri.
Sebagai sosok yang tumbuh di lingkungan pesantren, beliau melihat bahwa peran pesantren sangat penting bagi pembentukan karakter santri. Pesantren dinilai bisa menjadi wadah untuk melahirkan generasi yang berkarakter baik dan bermoral dengan menjunjung nilai-nilai islami, sehingga sejalan dengan program pemerintah untuk membentuk generasi emas. Gus Iza berharap Pesantren Modern Al-Amanah terus menjadi wadah pembinaan santri yang lebih baik, sesuai dengan ajaran Nabi. Beliau juga berharap agar pesantren dapat menjaga konsistensi serta meningkatkan kualitas pelayanan demi mencetak alumni yang mampu berkontribusi besar di masyarakat. Tak hanya itu, Gus Iza berharap bisa membuat sebuah manajemen pesantren yang baik sehingga mencetak santri yang peka terhadap lingkungan, memiliki budaya belajar, mahir berbahasa, menjaga kebersihan, dan memiliki akhlak yang baik. Harapan lain pun turut terselip untuk pribadi dan keluarga. Gus Iza juga berharap agar senantiasa diberikan kesehatan dan ma’unah dari Allah SWT untuk diri sendiri maupun seluruh keluarga. Aamiin.