Literasi sangatlah kental kaitannya dengan dunia pendidikan. Aktivitas menulis diyakini mampu meningkatkan pola berpikir kritis. Tentu pola berpikir kritis yang dimaksud ialah bagaimana kemampuan para santri dalam meramu sebuah opini, menganalisa berdasarkan data dan sumber yang relevan. Pesantren Modern Al Amanah melalui Majalah “Imtiyaz” senantiasa menyusun dan melakukan berbagai program untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan kunjungan ke Jawa Pos dan Majalah Aula NU, Rabu (30 Oktober 2019) kemarin.
Kru Majalah “Imtiyaz” terlihat begitu antusias mengikuti program ini. Sebelum berangkat menuju lokasi, para kru “Imtiyaz” menerima pengarahan dari Bapak Pengasuh Pesantren Modern Al Amanah. Beliau tidak pernah bosan untuk selalu mendengungkan kalimat motivasi, “Menulislah, atau menjadi Orang yang Ditulis’. Kalimat yang terlihat sederhana namun sarat akan makna. Mendengar nasihat tersebut, para santri terlihat semakin semangat dan tidak sabar untuk segera menyerap ilmu yang akan mereka dapatkan.
Kunjungan ini tentu tidak sekedar kunjungan biasa, lebih dari itu, tujuan utama kunjungan ini adalah mendekatkan para santri dengan dunia penerbitan berita, selain itu mereka juga akan belajar banyak hal tentang bagaimana cara menyusun sebuah berita yang informatif dan komunikatif. Saat yang paling dinanti pun tiba, para santri melakukan kunjungan pertamanya di kantor Majalah Aula NU. Kedatangan mereka disambut hangat oleh pimpinan perusahaan (Ustadz M. Habib Wijaya) dan sekretaris Pimpinan Redaksi (Ustadz Rofi’i Boenawi). “Hal utama yang harus dilakukan sebelum menjadi penulis yang handal adalah, menepati deadline”, kurang lebih seperti itu sambutan dari PimRed Majalah AULA NU, Surabaya.
Setelah dari Kantor Majalah Aula NU, para Kru bertolak ke gedung PT. Graha Pena, Jawa Pos, Surabaya. Disana para Kru menempati ruang redaksi dan bergulat dalam diskusi panjang seputar kepenulisan serta wawasan lain seputar jurnalistik.
Tinggalkan Komentar